Menggali Informasi: Mengetahui Motherboard
Pertama,  ketahuila  konfigurasi aktual mothberboard awal agar dapat mengetahui  bagian mana  saja yang perlu “digenjot”. Produsen motherboard biasanya  menyediakan  berbagai program khusus pada CD driver, yang menampilkan  informasi BIOS,  chipset, dan lain-lain. Alternatifnya, gunakan program CPU-Z.
Setelah meng-install dan menjalankan CPU-Z, akan terlihat nama prosesor, clock speed, multiplier, dan bus speed yang   diperlukan saat tuning. Versi BIOS dan chipset dapat diketahui melalui   tab “Motherboard”. Tab “Memory” dan “SPD” menginformasikan keterangan   teknis mengenai RAM. Jika perlu, buat screenshot dari setiap tab dan   cetak agar dapat Anda lihat setiap saat.
Persiapan: Backup dan Ukur
Untuk  meminimalisir  risiko tuning motherboard, lakukan beberapa langkah  antipasi.  Instalasikan juga program benchmark untuk mengukur tingkat  keberhasilan  tuning.
MEMBUAT BACKUP:   Apabila Windows tidak dapat di-start setelah tuning, kembalikan  setting  BIOS ke default setting melalui “Load Setup Default”. Pada  beberapa  kasus ekstrem, data bisa hilang. Oleh karena itu, backup  file-file  penting Anda.
MEMONITOR:   Masalah lainnya yang perlu diwaspadai adalah panas. Apabila komponen   menjadi panas, usia pakainya berkurang. Dalam BIOS (biasanya diakses   melalui tombol [ECS] setelah PC dihidupkan) tersedia fungsi seperti   “Power|Hardware Monitor” [AMI] yang menampilkan suhu dan kecepatan putas   kipas-kipas yang ada.
Bagi yang lebih suka bekerja di desktop Windows, dapat meng-install SpeedFan.   Kipas mana saja yang ditampilkan pada tab “Readings” tergantung   motherboard-nya. Bila kecepatannya tidak terbaca, berarti motherboard   Anda tidak didukung SpeedFan. Sebaliknya bila didukung, Anda dapat   memilih komponen tertentu di bawah “Charts” untuk melacak masalah panas melalui “Analyze|temperatures”. Apabila semua baik-baik saja, minimize windows SpeedFan.
Untuk juga mengawasi harddisk, SpeedFan menawarkan tab “S.M.A.R.T”.   Sayangnya, pada PC yang dipergunakan oleh kami dengan Windows Vista   Ultimate, fasilitas ini tidak berfungsi. Alternatifnya, gunakan HDDlife yang menyediakan fungsi yang sama. Anda dapat mengintegrasikannya sebagai gadget pada sidebar Vista, tetapi informasi yang ditampilkan lebih sedikit.
KONFIGURASI BENCHMARK: Selanjutnya, gunakan program benchmark untuk mengukur kinerja PC. Untuk Windows XP gunakan PCMark05, untuk Windows Vista, gunakan PCMark Vantage. Semua program tersedia di www.futuremark.com. Setelah   start, Anda perlu mendaftar sekali melalui e-mail dan mengklik  “Trial”.  Melalui “Run Benchmark”, program ini akan menjalankan  pengujian dan  mengukur performa PC. Yang diuji antara lain playback HD  video, selancar  di Internet, foto editing, dan game. Selama pengujian,  Anda tidak boleh  menyentuh mouse dan keyboard agar prosesnya tidak  terganggu dan  hasilnya lebih akurat. Terakhir, Anda mendapat point  total yang dapat  dibandingkan kemudian dengan hasil setelah tuning. 
Update: Yang Paling Aktual Biasanya Lebih Optimal
Sebagai  langkah  pertama tuning, update semua driver dan BIOS. Hasilnya bisa  langsung  “terasa”. Untuk meng-update BIOS, banyak produsen motherboard   menyediakan utility khusus. Pada PC (motherboard ASUS) yang diuji, kami   memakai utility ASUS Update Utility 7.14.01. Melalui   “Check BIOS Information”, tipe dan versi BIOS yang ada dapat diketahui.   Apabila versi lebih baru telah tersedia, backup dahulu BIOS yang ada   melalui “Save current BIOS to file”. Selanjutnya, download BIOS terbaru   dan jalankan update. Apabila gagal, restorasikan saja BIOS yang lama.
Catatan: Apabila produsen tidak menyediakan utility update khusus, gunakan UniFlash atau Dr. DOS BIOS Boot Disk yang dapat diperoleh di www.wimsbios.com/biosutil.jsp. Untuk meng-update driver, gunakan versi demo Everest Ultimate Edition (www.lavalys.com).   Setelah Start, Everest akan mengidentifikasi hardware yang ada.  Setelah  itu, pilih “Report|Report Wizard”. Batasi pada “Hardware  related-pages”  dan buat sebuah file HTML. Dalam laporannya tersedia  juga link ke  produsen setiap komponen hardware. Periksa di sana, apakah  tersedia  sebuah driver baru. Jika tersedia, download dan instal driver  tersebut. Setelah  semua driver  ter-update, jalnakan PCMark. Pada PC yang dipakai,  terjadi peningkatan  performa dari 3.260 menjadi 3.566 poin. Ini setara  dengan peningkatan  sekitar 9%.
Cukup Menginjak Pedal Gas: Overclocking Otomatis
Sekarang  saatnya  memberi motherboard tambahan “gigi”. Hampir semua produsen  motherboard  menawarkan program dan konfigurasi BIOS untuk overclocking  PC dengan  mudah. Pada contoh berikut ini kami akan menunjukkan caranya  pada  motherboard ASUS P5B. Pada motherboard lain caranya kurang lebih  sama.
Apabila  Anda ingin  meng-overclock PC dari desktop Windows, gunakan program  overclocking  khusus dari produsen motherboard, seperti OC Guru (Abit), EasyTune (Gigabyte), atau AI Suite dari ASUS.
Untuk overclocking otomatis dengan AI Suite, pilih “AI N.O.S.” Pada “NOS Mode” pilih opsi “Manual” dan “Auto” untuk “Sensitivity”.   Program secara otomatis melakukan overclocking jika prosesor mendapat   beban (load) tinggi. Agar setting aktif, restart PC. Saat restart,   periksa di BIOS melalui “Advanced|JumperFree Configuration”,   apakah “AI Tuning” di atur pada “AI NOS” dan “NOS Mode” pada “Auto”.   Bila tidak, atur seperti itu. Simpan dengan menekan [F10] dan start   Windows.
Terakhir periksa, bagaimana hasil overclocking otomatis dengan AI NOS. Untuk itu, instal utility OCCT (www.ocbase.com/perestroika_en). Setelah start, pilih “Custom” dan “Mix” dalam daftar. Klik “On” untuk menjalankan stress test pada PC. Apabila PC tetap berfungsi stabil, berarti PC tersebut telah stabil. Catatan: Apabila   Windows tidak dapat di-start setelah overclocking, batalkan setting   dalam BIOS Setup yang dibuat oleh AI NOS melalui “Advanced|JumperFree   Configuration|AI Tuning”.
Saingan: Perintah-Perintah yang Menghambat
Apabila  stress test  berhasil dilalui dengan baik, ukur kembali peningkatan  performa. Pada  pengujian hasilnya cukup bagus, tetapi hasil yang  dicapai (3.780 poin)  dianggap masih terlalu sedikit. Apabila Anda pun  merasakan hal yang  sama, setting BIOS bisa sedikit membantu.
Mulailah  melalui menu  “Advanced|CPU Configuration”. Nonaktifkan “C I E  Support”. Fasilitas ini  (bila didukung) memang dapat menurunkan  konsumsi daya sehingga ramah  lingkungan, tetapi sayangnya membuat  tegangan core (Vcore) pada  motherboard ASUS P5B menjadi  terlalu rendah. Apabila Anda menggunakan  Q-Fan yang terintegrasi pada  AI Suite sebagai pengganti SpeedFan, lihat  dalam “Power|Hardware  Monitor”, apakah setting BIOS sudah tepat. Pada PC  yang diuji, Q-Fan  tidak memperhatikan sebuah setting: “Chassis Q-Fan  Control” harus  diatur pada “Enabled” agar kipas berfungsi dengan benar.  Di bawah  “Chipset|North Brigde Configuration” terdapat “PEG Link Mode”  yang Anda  atur pada “Auto”. Dalam setting lain, fasilitas ini  meningkatkan clock  speed PCIe bus sekitar 15%, di mana PC yang telah  di-overclock bisa  menjadi tidak stabil.
PCMark  Vantage memberi  3.814 poin setelah tuning kipas. Overclock maksimal  20% (3.912 poin)  yang dapat dilakukan oleh AI NOS tidak tercapai,  tetapi PC tes berfungsi  stabil. Anda tidak perlu khawatir komponen PC  rusak akibat kepanasan.  Namun, bagi Anda yang lebih “pede” masih dapat  “mengangkat” PC lebih  jauh.
Bagi Para Profesional: Genjot Hingga Batas Maksimum
Pada  tahapan “kritis”,  tersimpan potensi peningkatan performa 30% ke atas.  Apakah tuning  hardware semacam itu layak dilakukan, tergantung  keputusan Anda.  Peningkatan yang signifikan memang cukup menggoda,  tetapi usia komponen  akan pendek dan Anda pun bisa saja membutuhkan  sistem pendinginan  non-stardar, seperti water cooling. 
Anda  dapat “menggali”  potensi BIOS dan PC lebih dalam dengan manual  overclocking. Overclock  seperti ini biasanya diterapkan pada clock  speed FSB yang meningkatkan  performa semua komponen yang ada. Kami  memilih metode ini setelah  mengatur beberapa setting dalam BIOS.
MENYIAPKAN SISTEM:   Melalui “Advanced|JumperFree Configuration” atur “AI Tuning” pada   “Manual”. Karena PCI bus sangat sensitif terhadap overclocking, atur   agar clock speed-nya statis melalui “PCI Express Frequency|100” dan “PCI   Clock Synchronization Mode|33.33 MHz”.
Konfigurasi  memori pun  perlu “digarap”. Pilih nilai terendah sebagai “DRAM  Frequency””. Pada  Asus P5B nilainya “DDR2-533MHz” atau berada di atas  clock speed asli  (karena overclock FSB). Atur juga “Memory Voltage”  pada “1.90 V”.
Selanjutnya,  pindah ke  menu “Advanced |Chipset|North Brigde Configuration”. Di  sana, atur  “Configure DRAM Timing by SPD” pada “Disabled” dan pilih 5  untuk nilai  CAS# Latency, RAS# to CAS# Delay, dan RAS# Prechange.  Adapun untuk nilai  RAS# Activate berikan nilai 15. Nilai-nilai lainnya  biarkan apa adanya  atau pilih “Auto”.
Pertanyaan  terakhir  mungkin mengkhawatirkan bagi sebagian orang. Prosesor dengan  beban besar  pasti butuh tenaga besar. Jadi perlukah tegangannya  ditingkatkan? Bila  ya, berapa? Tegangan core yang tinggi membuat  prosesor menjadi panas.  Pada sistem pendinginan buruk, usia prosesor  akan turun drastis.  Sebaliknya bila tegangan terlalu rendah, PC menjadi  kurang stabil. Di  sini, solusinya hanya mencoba dan menempun risiko.  Tingkatkan tegangan  core sedikit demi sedikit. Berdasarkan pengalaman,  tegangan di atas 1.4 V  cukup berbahaya bagi prosesor yang diuji (Intel  E6600), terutama bila  menggunakan kipas prosesor biasa.
PC OVERCLOCKING:   Apabila prosesor stabil, tuning dapat dimulai. Masukkan ke dalam BIOS   sebuah nilai yang lebih tinggi 20 MHz daripada yang ditampilkan melalui   “Advanced|JumperFree Configuration|CPU Frequency”. Selanjutnya,  jalankan  sebuah stress test dengan OCCT. Pantau suhu prosesornya  melalui  “Power|Hardware Monitor” dalam BIOS atau dengan AI Suite dan  OCCT dalam  Windows.
Usahakan  agar suhu  prosesor berada di bawah 60 derajat Celsius. Sedangkan pada  beban penuh,  tidak boleh lebih dari 90 derajat Celcius. Suhu di atas  itu akan  berbahaya bagi prosesor. Selama sistem berfungsi stabil, Anda  bisa terus  meningkatkan “CPU Frequency”. Apabila timbul masalah,  turunkan clock  speed per 10 MHz hingga Windows dan aplikasi kembali  berfungsi stabil.
OPTIMALISASI RAM:   Apabila clock speed ideal telah dicapai, atur memori melalui   “Advanced|Chipset|North Bridge Configuration”. Turunkan nilai CAS#   Latency menjadi 3 dan cobalah men-start Windows. Apabila tidak berhasil,   naikkan nilainya menjadi 4. Lakukan prosedur yang sama pada “RAS# to   CAS# Delay” dan “RAS# Prechange”. “RAS# Activate to Prechange” yang   tidak terlalu sensitif dapat Anda beri nilai 10. Pada prinsipnya,   semakin rendah nilainya, semakin cepat memori bekerja. Namun, ia harus   mampu memproses nilai-nilai yang lebih rendah. Sebagai alternatif, Anda   pun dapat meningkatkan PC dan membawa nilai-nilai yang valid dari chip   memorinya secara langsung.
HASIL:   Akhirnya, didapatkan pencapaian overclock prosesor dari 2.4 GHz  menjadi  3.058. Ini artinya, terjadi peningkatan sekitar 27% atau 3.983  poin  dalam PCMark. Peningkatan kinerja PC yang lebih besar masih bisa  Anda  capai. Syaratnya gunakan pendinginan khusus (non standar) yang  tentu  tidak murah.